Pendidikan pada masa pandemi Covid-19 tidak bisa dilangsungkan dengan cara-cara yang konvensional. Pada masa orang harus patuh pada aturan penjarakan fisik dan penjarakan sosial, siapa pun mesti mengikuti sistem pendidikan virtual atau digital. Ini tak bisa ditawar. Sekolah-sekolah tidak bisa menghindar dari aturan yang sangat memfungsikan internet dan perangkat komunikasi dan informasi yang lain itu. Namun, pelaksanaannya dinilai belum efektif. Ini disebabkan 71 persen pendidik baru saja mengenal sistem pembelajaran daring sehingga kemampuan mereka mentransformasikan ilmu masih sangat terbatas. Bahkan beberapa di antaranya mengajar hanya menggunakan aplikasi WhatsApp. Akan tetapi dengan segala daya upaya, guru secara cepat belajar media daring dan membuat konten-konten kreatif pembelajaran.
Peringatan Hari Guru di SD Cita Bangsa
Pembelajaran jarak
jauh juga sangat bergantung pada bagaimana guru memahami aneka metode virtual
dalam menyampaikan pelajaran. Penguasaan guru terhadap aplikasi pembelajaran
jadi sangat penting. Setelah itu, guru memang mesti menyampaikan materi-materi
yang cocok disampaikan secara daring. Tentu yang paling dasar, sekolah mesti
menyediakan internet yang memadai dan sarana serta prasarana lain yang
memungkinkan pembelajaran jarak jauh efektif dan efisien.
Akan tetapi tidak
semua tujuan pendidikan dan pengajaran bisa diwujudkan dengan metode-metode
pembelajaran virtual. Daerah-daerah yang tak dijangkau internet tetap saja
mendayagunakan guru. Demikian juga tak semua siswa bisa diajar secara daring.
Untuk itulah diperlukan metode lain, yakni dengan sistem guru keliling
(guling). Guru berkeliling ke kawasan-kawan yang ditinggali oleh peserta didik
dan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, para guru mengajar di
kawasan itu. Dengan kata lain, sistem guling bisa diterapkan ketika orang tua,
siswa, dan guru tak bisa memanfaatkan internet.
Yang juga tidak
boleh dilupakan adalah sisi psikologis para peserta didik. Karena tak ada
interaksi dengan anak, mesti dikembangkan sistem pembelajaran yang touch feel. Jika pendidik belum bisa
melakukan hal itu, maka orang tua haruslah mampu menjembatani ”sisi sentuhan”
ini. Jadi, peran orang tua memang sangat diperlukan dalam situasi yang masih
belum memperbolehkan pertemuan guru-siswa ini. Orang tua memang diharapkan
menjadi pahlawan tanpa tanda jasa baru yang tak tergantikan dalam masa pandemi
ini.
Peningkatan SDM Pendidik Dalam Rangka Persiapan Pembelajaran di era COVID-19 lewat In House Training (IHT) di SD Cita Bangsa
- 22 September
- By SD Cita Bangsa
- 0 Comments
13 Juli 2020,
Tahun Pelajaran 2020/2021 resmi dimulai.
Corona Virus Disease 2019 atau yang lebih kita kenal dengan COVID-19 masih menjadi momok menakutkan bagi setiap sendi kehidupan, termasuk didalamnya adalah pendidikan.
Banyak pertanyaan muncul, tidak hanya terbersit dari orang tua saja, namun kami sebagai sebuah institusi pendidikan juga bertanya-tanya;
Akan seperti apa kegiatan pembelajaran nantinya?
Bagaimana cara menilai apa yang telah dipelajari siswa?
Sampai kapan ini akan berlangsung?
Memang benar bahwa selama bulan Maret hingga Juni SD Cita Bangsa telah melaksanakan metode pembelajaran daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Namun, di awal tahun pelajaran 2020/2021 ini kami mengevaluasi kembali metode tersebut.
Apakah metode pembelajaran daring terbukti efektif untuk proses transfer informasi dari guru ke murid?
Apakah metode pembelajaran daring terbukti efektif mendidik murid?
Berbekal informasi dari banyak pihak, SD Cita Bangsa memutuskan untuk mengadakan In House Traning untuk guru-guru kami. Kami mengundang Bapak Alimuddin Aziz, S.Pd untuk memberikan pencerahan tentang Metode pembelajaran yang efektif untuk digunakan selama masa pandemi ini.